Kamis, 22 September 2016

Sudut Pandang Baru dari Takhayul Lingkungan

Mungkin beberapa dari kita masih ingat mengenai peraturan pemerintah yang dibuat di tahun 2016. Peraturan ini membuat semua pembeli di supermarket sampai hypermarket harus membayar Rp.200,00 per bungkus kantong plastik. Peraturan ini dibuat agar masyarakat mengurangi secara massal penggunaan kantong plastik yang dipandang merupakan dampak terbesar. Padahal pandangan dan pemikiran seperti ini tidak tepat.

Sebenarnya bila kita lihat di luar negeri, beberapa market menawarkan beberapa opsi kepada konumen apakah barang belanjaan mereka dibawa dengan kantong plastik atau kantung kertas. Bila anda peduli dengan lingkungan, maka anda tentu akan memilih menggunakan kantong kertas yang dipandang mudah terurai dan tidak berdampak. 

Sebenarnya upaya yang tepat demi kelangsungan lingkungan adalah menggunakannya kembali. Percuma anda setiap melakukan pembelian di market-market selalu membeli kantong kertas atau kantong plastik. Kertas sekalipun akan membutuhkan oksigen untuk bisa terurai secara alami. Apabila di tempat pembuangan sampah, sudah terlalu banyak sampah yang "biodegradeable" di sana, maka akan berlomba-lomba mengambil oksigen di sana untuk bisa menguraikan dirinya. Apabila oksigen di sana sudah terpakai semua, maka sampah tersebut akan menghasilkan gas Methana yang berbau busuk dan memiliki potensi greenhouse 4x lipat dari karbon dioksida. Memang ada beberapa tempat pembuangan yang sudah melakukan penangkapan gas Methana tersebut untuk dijadikan bahan bakar alternatif. Tetapi sudahkah semua tempat pembungan besar dilengkapi fasilitas tersebut, atau yakinkah semua gas itu tertangkap oleh fasilitas tersebut?

Ada juga dari beberapa perusahaan yang berfokus untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Tetapi apakah perusahaan tersebut memikirkan dampak penggunaan produk tersebut dengan dampaknya terhadap lingkungan? Kita ambil contoh di perusahaan Teko Pemanas Air Elektrik di Inggris, yang hampir 97% dimiliki oleh keluarga-keluarga di Inggris karena budaya mereka untuk setiap sore meminum teh hangat. Perusahaan tersebut berfokus untuk menghasilkan produk dengan material yang ramah lingkungan, padahal 65% pengguna teko tersebut, selalu mengisi penuh teko tersebut hanya untuk meminum secangkir teh hangat, sebagian besar air yang sudah di hangatkan dibiarkan mendingin. Perusahaan tersebut harusnya memikirkan cara agar pengguna hanya memanaskan air sesuai keinginan mereka.

Jadi, jika Anda peduli dengan lingkungan, dan memang harusnya demikian, rubahlah pola hidup Anda. Jika Anda adalah konsumen, mulailah untuk menggunakan ulang produk konsumsi di tangan Anda sampai rusak. Jika Anda adalah produsen, mulaialah mengembangkan produk yang penggunaan dan materialnya ramah lingkungan, apalagi jika produk Anda adalah produk konsumsi massal yang penggunaannya memiliki dampak lebih besar ketimbang materialnya.

Terima kasih
Tulisan ini terinspirasi ketika menonton video di You Tube yang berjudul: Leyla Acaroglu: Paper beats plastic? How to rethink environmental folklore. Oleh: Leyla Acaroglu

1 komentar:

  1. How to login into the casino in 2021
    Here 출장안마 is how to do this: worrione Step 1. Go to the website. · Click on the “Login” 바카라 사이트 link on the right-hand side. · Click on the “Login” button to enter a live chat herzamanindir.com/ number. · Enter https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ the

    BalasHapus